Rabu, 01 April 2015

Sekte Syiah Al Imamiyah


Sekte Al ImamiyahDitulis oleh: Al Ustadz Muhammad Afifuddin as Sidawy
Al Imamiyah adalah sekte yang tegas meyakini bahwa Ali adalah imam sepeninggal Nabi , tidak ada suatu perkara pada agama ini yang lebih penting dari pada menetapkan Ali sebagai imam.
Dalam bab akidah, sebagian mereka ada yang mu’tazilah, ada pula yang musyabbihah (yang menyerupakan sifat-sifat Allah dengan sifat-sifat makhluk).
Sekte ini terpecah menjadi banyak madzhab, masing-masingnya punya paham sesat tersendiri, di antaranya:
  1. Al-Baqiriyah dan Al-Ja’fariyah Al-Waqifah
Pengikut Muhammad bin Ali Zaenal Abidin  yang dikenal dengan Al-Baqir dan putranya Ja’far bin Muhammad Ash-Shadiq.
Mereka meyakini bahwa mereka berdua sebagai imam setelah Ali  . Mereka juga meyakini bahwa Al-Baqir adalah Al-Mahdi yang dinanti. Mereka meyakini Al-Ghaibah, Al-Raj’ah, Al-Bada’, reinkarnasi, menyerupakan sifat Allah dengan makhluk dan Hulul. (para imam mereka adalah titisan Ilahi)
Padahal kedua tokoh di atas (Muhammad bin Ali Zaenal Abidin  dan Ja’far bin Muhammad Ash-Shadiq) berlepas diri dari semua akidah Rafidhah, mereka semua adalah tokoh hadis dan sunnah yang memiliki akidah yang shahihah.
  1. An-Nawusiyah
Pengikut seorang yang bernama: Nawus, ada yang berpendapat: nisbah kepada sebuah desa “Nawusa”.
Mereka meyakini bahwa Ja’far Ash-Shidiq masih hidup dan  tidak akan mati hingga urusannya akan tampak dan dia adalah Al-Mahdi. Mereka juga mengaku bahwa Ali  masih  ada dan bumi akan terbelah di hari kiamat nanti untuknya, lalu dia memenuhinya dengan keadilan.
  1. Asy-Syumaithiyah
Pengikut Yahya bin Syumaith atau Ibnu Abi Syumaith, meyakini yang menjadi imam setelah Ja’far Ash-Shadiq adalah putranya, Muhammad. Mereka yakin Al-Mahdi dari keturunannya.
  1. Al-Ismailiyah Al-Waqifah
Meyakini bahwa imam sertelah Ja’far adalah putranya yaitu Ismail, lalu mereka terpecah menjadi 2:
  • Sekte yang intidhar (menanti) Ismail bin Ja’far, padahal seluruh ahli sejarah sepakat Ismail telah wafat pada masa hidup ayahnya dan tidak punya keturunan.
  • Sekte yang meyakini kematian Ismail dan memberikan tampuk imamah kepada putranya, Muhammad bin Ismail. Mereka ini kemudian dikenal dengan Al-Mubarakahiyah.
Sekte lain yang juga punya paham demikian adalah Ismailiyah Bathiniyah, mereka inilah yang dimaksud dengan Ismailiyah pada sekte Rafidhah yang juga punya ragam paham sesat.
  1. Al-Kamaliyah
Pengikut tokoh Rafidhah yang bernama Abu Kamil, yang mengafirkan seluruh sahabat karena tidak membaiat Ali dan juga mengafirkan Ali  karena tidak memerangi mereka. Di antara yang menyebarkan paham ini adalah Basyar bin Burd Asy-Sya’ir yang buta, dia bahkan menambah 2 kesesatan lagi:
  • Meyakini raj’ah
  • Membenarkan pendapat iblis yang lebih mengutamankan api (iblis) dari pada tanah (Adam)
Pada akhirnya Allah hinakan dia, Khalifah Al-Madiy Al-‘Abbasiy membunuhnya tahun 167 H dengan menenggelamkannya di sungai Dajlah.
  1. Al-Muhammadiyah
Disebut demikian karena mereka intidhar (menanti) Muhammad bin Abdillah bin Al-Hasan bin Al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib. Mereka yakin dialah Al-Mahdi, tidak mati, tapi berada di sebuah bukit yang terjaga di sebuah wilayah sebelah Najed menunggu perintah untuk keluar.
Di antara yang berpaham demikian adalah Jabir bin Yazid Al-Ju’fiy, bahkan dia meyakini bahwa orang-orang yang telah mati akan kembali (raj’ah) ke dunia sebelum bangkit kiamat.
Tokoh yang lain adalah Al-Mughirah bin Said Al-Ijliy, dia punya pengikut yang disebut Al-Mughiriyyah.
  1. Al-Hisyamiyah
Mereka ada 2 sekte:
  • Pengikut Hisyam bin Al-Hakam Ar-Rafidiy
  • Pengikut Hisyam bin Salim Al-Jawaliqy.
Disamping sesat dalam hal ke-imaman ahlul bait, mereka juga sesat dalam paham tasybih, menjasadkan Allah seperti makhluk dan mentasybih sifat Allah dengan makhluk.
Hisyam bin Al-Hakam meyakini bahwa para nabi tidak ma’shum, mereka bisa saja bermaksiat. Dengan keyakinan ini dia dikafirkan seluruh sekte imamiyah padahal dia semadzhab dengan imamiyah dalam bab imamah.
  1. Al-Itsna ‘Asyariyah
Dijuluki demikian karena mereka memiliki 12 imam yaitu: Al-Murtadhi, Al-Mujtaba, Asy-Syahid, As-Sujjad, Al-Baqir, Ash-Shidiq, Al-Kadhim Ali Ar-Ridha, kuburannya di “Thuus”. Muhammad At-Taqiy Al-Jawwad kuburannya di “Maqbarah Quraisy – Bagdad”, Ali bin Muhammad An-Naqiy, kuburannya di “Qunni” Iran, Al-Hasan Al-Askari Az-Zakiy dan yang terakahir adalah Muhammad bin Al-Hasan Al-Hujjah Al-Qa’im yang diyakini sebagai Al-Mahdi yang dinanti, sedang ghaibah di bukit di wilayah Saamirra.
Sekte inilah yang sampai sekarang eksis di Negara Rafidhah Iran.
Mereka meyakini para imam mereka mengetahui perkara ghaib, ma’shum dari dosa, raj’ah, dan ragam paham ghuluw (berlebih-lebihan) terhadap imam-imamnya.
Ditambah lagi paham mu’tazilah, tasybih, syirik akbar dalam bentuk peribadatan kepada kuburan orang-orang saleh mereka, termasuk penyembahan kepada kuburan “ayatu dholalah” Al-Khomeini.
Merekalah yang kali pertama menyerupai ahli kitab membangun masjid di atas kuburan, mereka pula yang menyemarakkan dan melestarikan ritual mut’ah.

Sumber: 
Majalah Qudwah Edisi 23